Rifqi Nurfadhillah
16112356
V-Class Sistem Penunjang Keputusan
Download disini
V-Class Sistem Penunjang Keputusan
- Senin, 02 November 2015
Pengertian Telematika
- Senin, 05 Oktober 2015
TELEMATIKA
Kata TELEMATIKA, berasal dari istilah dalam bahasa Perancis "TELEMATIQUE" yang merujuk pada bertemunya sistem jaringan komunikasi dengan teknologi informasi. Istilah Teknologi Informasi itu sendiri merujuk pada perkembangan teknologi perangkat-perangkat pengolah informasi. Para praktisi menyatakan bahwa TELEMATICS adalah singkatan dari "TELECOMMUNICATION and INFORMATICS" sebagai wujud dari perpaduan konsep Computing and Communication. Istilah Telematics juga dikenal sebagai "the new hybrid technology" yang lahir karena perkembangan teknologi digital. Perkembangan ini memicu perkembangan teknologi telekomunikasi dan informatika menjadi semakin terpadu atau populer dengan istilah "konvergensi". Semula Media masih belum menjadi bagian integral dari isu konvergensi teknologi informasi dan komunikasi pada saat itu.
Belakangan baru disadari bahwa penggunaan sistem komputer dan sistem komunikasi ternyata juga menghadirkan Media Komunikasi baru. Lebih jauh lagi istilah TELEMATIKA kemudian merujuk pada perkembangan konvergensi antara teknologi TELEKOMUNIKASI, MEDIA dan INFORMATIKA yang semula masing-masing berkembang secara terpisah. Konvergensi TELEMATIKA kemudian dipahami sebagai sistem elektronik berbasiskan teknologi digital atau "the Net". Dalam perkembangannya istilah Media dalam TELEMATIKA berkembang menjadi wacana MULTIMEDIA. Hal ini sedikit membingungkan masyarakat, karena istilah Multimedia semula hanya merujuk pada kemampuan sistem komputer untuk mengolah informasi dalam berbagai medium. Adalah suatu ambiguitas jika istilah TELEMATIKA dipahami sebagai akronim Telekomunikasi, Multimedia dan Informatika. Secara garis besar istilah Teknologi Informasi (TI), TELEMATIKA, MULTIMEDIA, maupun Information and Communication Technologies (ICT) mungkin tidak jauh berbeda maknanya, namun sebagai definisi sangat tergantung kepada lingkup dan sudut pandang pengkajiannya.
Belakangan baru disadari bahwa penggunaan sistem komputer dan sistem komunikasi ternyata juga menghadirkan Media Komunikasi baru. Lebih jauh lagi istilah TELEMATIKA kemudian merujuk pada perkembangan konvergensi antara teknologi TELEKOMUNIKASI, MEDIA dan INFORMATIKA yang semula masing-masing berkembang secara terpisah. Konvergensi TELEMATIKA kemudian dipahami sebagai sistem elektronik berbasiskan teknologi digital atau "the Net". Dalam perkembangannya istilah Media dalam TELEMATIKA berkembang menjadi wacana MULTIMEDIA. Hal ini sedikit membingungkan masyarakat, karena istilah Multimedia semula hanya merujuk pada kemampuan sistem komputer untuk mengolah informasi dalam berbagai medium. Adalah suatu ambiguitas jika istilah TELEMATIKA dipahami sebagai akronim Telekomunikasi, Multimedia dan Informatika. Secara garis besar istilah Teknologi Informasi (TI), TELEMATIKA, MULTIMEDIA, maupun Information and Communication Technologies (ICT) mungkin tidak jauh berbeda maknanya, namun sebagai definisi sangat tergantung kepada lingkup dan sudut pandang pengkajiannya.
Seiring dengan semakin populernya Inter-Net sebagai "the network of the networks", masyarakat penggunanya (internet global community) seakan-akan mendapati suatu dunia baru yang dinamakan cyberspace - sebagaimana dipopulerkan oleh William Gibson dalam novel sci-fi-nya Neuromancer - yang merupakan khayalan tentang adanya alam lain pada saat teknologi telekomunikasi dan informatika bertemu. Di "alam baru" ini - bagi kebanyakan netter - tidak ada hukum. Karena tidak adanya kedaulatan dalam jaringan komputer maha besar (gigantic network) ini, mereka beranggapan bahwa tidak ada satupun hukum suatu negara yang berlaku, karena hukum network tumbuh dari kalangan mayarakat global penggunanya. "Alam baru" ini seakan-akan menjadi suatu jawaban dari impian untuk melampiaskan kebebasan berkomunikasi (free flow of information) dan kebebasan mengemukakan pendapat (freedom of speech) tanpa mengindahkan lagi norma-norma yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari.
Perlu digarisbawahi, bahwa substansi cyberspace sebenarnya adalah keberadaan informasi dan komunikasi yang dalam konteks ini dilakukan secara elektronik dalam bentuk visualisasi tatap muka interaktif. Komunikasi virtual (virtual communication) tersebut - yang dipahami sebagai virtual reality - sering disalahpahami sebagai "alam maya", padahal keberadaan sistem elektronik itu sendiri adalah konkrit di mana komunikasi virtual sebenarnya dilakukan dengan cara representasi informasi digital yang bersifat diskrit. Sehubungan dengan itu, Wiener dan Bigelow mencetuskan Cybernetics Theory, mengenai suatu pendekatan interdisipliner terhadap sistem kendali dan komunikasi dari hewan, manusia, mesin dan organisasi. Uniknya teori tersebut sebenarnya lebih menekankan pada pentingnya umpan balik dari sistem komunikasi itu sendiri. Teori tersebut menyiratkan bahwa dalam memahami suatu informasi yang disampaikan pada suatu sistem komunikasi yang baik harus dengan memperhatikan umpan balik dari sistem tersebut. Sebagai catatan, Wiener juga mengakui bahwa istilah Cyber sebenarnya pernah digagas oleh Ampere yang namanya digunakan sebagai satuan kuat arus. Oleh karena itu jika ditilik dari asal-usulnya, istilah cyber sebenarnya erat hubungannya dengan kawat listrik. Sehingga tidak mengherankan, jika istilah tersebut juga digunakan untuk organ buatan listrik CYBORG yang merupakan singkatan dari Cybernetics Organics.
Dengan demikian, istilah "cyber law" sebagaimana dipahami oleh masyarakat sekarang ini kurang tepat jika digunakan untuk merujuk pada hukum yang tumbuh dalam medium cyberspace. Istilah "cyberspace law" justru lebih tepat untuk itu. Namun demikian, Istilah "telematika" paling tepat digunakan karena lebih memperlihatkan hakekat keberadaannya dan layak untuk digunakan sebagai definisi guna melakukan pengkajian hukum selanjutnya. Istilah "telematika" merujuk pada hakekat cyberspace sebagai suatu sistem elektronik yang lahir dari perkembangan dan konvergensi telekomunikasi, media dan informatika.
Berbicara tentang hukum dalam arti luas, berarti mencakup segala macam ketentuan hukum yang ada baik materi hukum tertulis - tertuang dalam peraturan perundang-undangan - maupun materi hukum tidak tertulis - tertuang dalam kebiasaan ataupun praktek bisnis yang berkembang. Sehubungan dengan itu, sistem hukum nasional sesungguhnya tetap berlaku terhadap segala aktivitas komunikasi yang dilakukan dalam lingkup cyberspace. Hal ini berarti bahwa domain-domain hukum yang semula dipahami secara sektoral, baik dalam bidang telekomunikasi, media maupun informatika akan semakin konvergen. Yang terjadi bukan kevakuman hukum, melainkan suatu pembidangan hukum yang lebih khusus tanpa menafikan keberlakuan bidang-bidang hukum yang telah ada dalam sistem hukum yang berlaku. Dengan demikian definisi Hukum Telematika adalah hukum terhadap perkembangan konvergensi TELEMATIKA yang berwujud dalam penyelenggaraan suatu sistem elektronik, baik yang terkoneksi melalui internet (cyberspace) maupun yang tidak terkoneksi dengan internet.
Lingkup pengkajian Hukum Telematika terfokus pada aspek-aspek hukum yang terkait dengan sistem informasi dan sistem komunikasi, khususnya yang diselenggarakan dengan sistem elektronik, dengan tetap memperhatikan esensi dari:
Telematika adalah singkatan dari Telekomunikasi dan Informatika. Istilah telematikasering dipakai untuk beberapa macam bidang, sebagai contoh adalah:
- Integrasi antara sistem telekomunikasi dan informatika yang dikenal sebagai Teknologi Komunikasi dan Informatika atau ICT (Information and Communications Technology). Secara lebih spesifik, ICT merupakan ilmu yang berkaitan dengan pengiriman, penerimaan dan penyimpanan informasi dengan menggunakan peralatan telekomunikasi.
- Secara umum, istilah telematika dipakai juga untuk teknologi Sistem Navigasi/Penempatan Global atau GPS (Global Positioning System) sebagai bagian integral dari komputer dan teknologi komunikasi berpindah (mobile communication technology).
- Secara lebih spesifik, istilah telematika dipakai untuk bidang kendaraan dan lalulintas (road vehicles dan vehicle telematics).
Sumber :
2. FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS INDONESIA LEMBAGA KAJIAN HUKUM DAN TEKNOLOGI
TELEMATIKA MENURUT PENULIS
Telematika adalah istilah untuk mendefinisikan Telekomunikasi melalui media informatika. Berdasarkan definisi di atas telematika sebenarnya mencakup dua teknik yaitu: telekomunikasi dan informatika. yang bisa di gunakan untuk kepentingan personal, komersial, dan alat untuk sistem keamanan.
IMAJINASI PENULIS TENTANG ALAT TELEMATIKA
Imajinasi tentang sebuah karya dari telematika adalah membuat sebuah alat sistem keamanan yang tidak bisa di tembus dari luar system. yang berguna untuk mengamankan seluruh aset-aset penting yang benar-benar di jaga kerahasiannnya.
Intel XDK – Membuat Aplikasi Mobile Secara Mudah Dengan HTML5
- Minggu, 07 Juni 2015
Dulu mungkin kita ngebuat aplikasi mobile pakenya bahasa
Java, C#, dan lain-lain namun sekarang kita udah bisa lho membuat aplikasi
mobile menggunakan HTML5. Nah, Intel punya platform untuk membuat aplikasi
mobile cukup dengan menggunakan bahasa HTML5 yaitu Intel XDK.
Intel XDK dulu sebetulnya bernama AppMobi dan lalu akhirnya
diakusisi oleh Intel untuk kemudian dikembangkan lebih lanjut. Canggihnya,
dengan hanya menggunakan satu kodingan saja di Intel XDK kita bisa langsung
membuat aplikasinya untuk di berbagai macam platform sekaligus seperti Android,
iOS, dan Windows Phone.
Intel XDK disediakan secara gratis oleh Intel untuk para
pengembang aplikasi. Untuk mengunduhnya dapat mengunjungi situs resmi Intel XDK. Penggunaanya cukup mudah dan tidak
memerlukan waktu lama untuk beradaptasi dengan lingkungan pengembangan yang
disediakan oleh Intel XDK. Di Intel XDK, tampilan antarmukanya terbagi menjadi
4 menu utama untuk pengembangan aplikasi yaitu Develop, Emulate, Test,
dan Buid.
Intel XDK adalah perangkat bagi para pengembang
untuk mengembangkan aplikasi HTML5 hybrid untuk berbagai perangkat mobile dan
aplikasi HTML5 lainnya seperti ekstensi Google Chrome, aplikasi Facebook, atau
sebuah website mobile. Pada Intel XDK terdapat perangkat untuk melakukan
coding, debugging, testing, dan build aplikasi yang telah kita kembangkan
menjadi aplikasi web dan aplikasi HTML5 hybrid untuk berbagai platform mobile
diantaranya iOs, Android, Windows 8 Store, Windows 8 Phone dan lain-lain.
Intel XDK dulu sebetulnya bernama
AppMobi dan lalu akhirnya diakusisi oleh Intel untuk kemudian dikembangkan
lebih lanjut. Canggihnya, dengan hanya menggunakan satu kodingan saja di Intel
XDK bisa langsung membuat aplikasinya untuk berbagai macam platform sekaligus
seperti Android iOs, dan Windows Phone. Di Intel XDK, tampilan user interfaceterbagi
menjadi 4 menu utama untuk pengembangan aplikasi yaitu Develop, Emulate, Test,
dan Build.
Develop
Disinilah
aplikasi dibuat. Intel XDK sudah menyediakan antarmuka untuk pengkodingan
aplikasi selain itu juga ada mode App Designer di mana pengembang aplikasi
dapat membuat desain aplikasinya tanpa perlu koding.
Gambar 1.1
Develop
Emulate
Untuk mengemulasikan
aplikasi yang sudah dibuat, Intel XDK dapat langsung menampilkan seperti apa
jadinya aplikasi dan dapat melakukan operasi-operasi yang ada di aplikasi ini.
Gambar 1.2 Emulate
Test
Jika
ingin mengetes aplikasi yang dibuat langsung di handphone, Intel XDK
menyediakan layanan yang dapat mentransfer aplikasi yang dibuat langsung ke
handphone tujuan untuk keperluan testing.
Gambar 1.3
Test
Build
Setelah
sudah selesai mengkoding dan mengetes aplikasi, kemudian bisa langsung mengemas
aplikasi yang ada di platform yang diinginkan. Intel XDK menyediakan banyak
platform yang bisa digunakan.
Gambar 1.4 Build
Contoh Proposal Penulisan Ilmiah
- Sabtu, 06 Juni 2015
Proposal
Penulisan Ilmiah
“APLIKASI DIAGNOSIS PENYAKIT HEPATITIS UNTUK MOBILE
DEVICES MENGGUNAKAN J2ME”
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan
teknologi telah membawa dampak positif bagi perkembangan bangsa - bangsa di
seluruh dunia termasuk bangsa Indonesia. Perkembangan sebuah perangkat mobile
devices sangat cepat. Mobile devices dirancang sedemikian hingga mudah untuk
dibawa kemana saja. Sehingga dapat memudahkan pengguna untuk menggunakannya.
Selain itu sekarang cenderung semakin banyak orang menggunakan mobile devices
dan semakin banyak fasilitas dari mobile devices yang memudahkan penggunanya.
Untuk itu aplikasi diagnosis penyakit hepatitis ini dibuat. Kemudahan dalam hal
pelayanan kesehatan sangat diharapkan oleh masyarakat. Dengan memanfaatkan
teknologi mobile devices dalam aplikasi diagnosis penyakit hepatitis ini maka
pasien dan dokter dapat terbantu. Dengan hanya memasukkan gejala yang
dideritanya pasien dapat segera tahu jenis penyakit hepatitis yang dideritanya
Sehingga kecepatan dan keefektifan dalam pelayanan dan penanganan kesehatan
dapat segera dilakukan. Aplikasi ini menggunakan teknologi J2ME karena
teknologi ini bersifat platform. Disamping itu aplikasi ini hanya memerlukan
kapasitas memori kecil untuk instalasi sehingga tidak memberatkan perangkat
mobile devices.
1.2 Batasan
Masalah
Batasan masalah
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Mendiagnosis suatu
penyakit berdasarkan gejala-gejala yang diderita.
2.
Penyakit yang akan
didiagnosis adalah penyakit Hepatitis A, Hepatitis B, Hepatitis C.
3.
Membahas tentang program mobile
yang akan menentukan jenis penyakit dan nilai kepastian terhadap penyakit
tersebut.
4.
Input berupa
gejala-gejala penyakit Hepatitis yang menyerang pasien.
5.
Output berupa
identifikasi kemungkinan jenis penyakit Hepatitis yang menyerang pasien serta
nilai kepastian terhadap penyakit tersebut.
6.
Perhitungan menggunakan
metode factor kepastian (certainty factor) yang menunjukkan ukuran
kepastian terhadap suatu fakta
7.
Representasi pengetahuan
yang digunakan adalah sistem pakar berbasis rule dan dalam penalaran
menggunakan metode backward chaining.
8.
Program dibangun secara
menggunakan teknologi J2ME dan diimplementasikan secara simulasi.
1.3 Tujuan
Penulisan
Adapun
tujuan penulis dalam penyusunan PI ini adalah :
1. Menjelaskan cara pembuatan aplikasi diagnosa
penyakit hepatitis untuk mobile device
2. Memberikan informasi mengenai penyakit
hepatitis yang diderita oleh pasien (user), dan
3, Mempermudah bagi para pasien (user)
untuk mendiagnosa
penyakit hepatitis.
1.4 Metode
Penelitian
Motode penelitian dalam penulisan ini menggunakan metode :
Studi pustaka yaitu pengumpulan data
dengan cara membaca dari literatur atau buku-buku yang berhubungan dengan objek
penelitian sebagai bahan landasan teori maupun landasan analisis.
Penulisan Ilmiah ini disusun secara sistematis melalui
beberapa tahap, yaitu:
1.
Pengumpulan data/informasi mengenai penyakit
hepatitis
2.
Perancangan tampilan
3.
Pembuatan aplikasi dengan
menggunakan aplikasi J2ME
4.
Publikasi aplikasi
5.
Pengujian aplikasi
1.5 Sistematika
Penulisan
Untuk mempermudah dalam membahas dan menyajikan penulisan
tugas akhir ini, maka akan dijabarkan gambaran sistematika penyusunan tugas
akhir sebagai berikut:
BAB
I : PENDAHULUAN
Pada
bab ini berisi uraian beberapa pokok persoalan yang terdiri dari latar belakang
masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, perumusan
masalah, metode
penulisan, juga sistematika penulisan.
BAB
II : LANDASAN TEORI
Bab
ini menjelaskan teori-teori yang mendukung atau berhubungan dengan penulisan
ilmiah ini dan ruang lingkup tentang sistem pakar, definisi penyakit
hepatitis dan aplikasi J2ME.
BAB III : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada
bab ini membahas mengenai rancangan yang terdiri dari perancangan
sistem, Rancangan tampilan aplikasi,
tahapan-tahapan dari pembuatan aplikasi, serta tentang publikasi aplikasi.
BAB IV : PENUTUP
Pada bab ini merupakan bab penutup
dari penulisan ilmiah ini yang berisi kesimpulan, kritik, saran dan daftar pustaka.
Kutipan Dan Daftar Pustaka
- Kamis, 23 April 2015
A. KUTIPAN
1. Pengertian Kutipan
Kutipan adalah pengambil alihan satu klimat atau lebih dari karya tulisan lain untuk tujuan ilustrasi atau memperkokoh argument dalam tulisan itu sendiri. Kutiupan sering kita pakai dalam penulisan karya ilmiah.
Bahan-bahan yang dimasukkan dalam sebagai kutipan adalah bahan yang tidak/belum menjadi pengetahuan umum,hasil-hasil penelitian terbaru dan pendapat-pendapat seseorang yang tidak/belum menjadi pendapat umum.jadi,pendapat pribadi tidk perlu dimasukkan sebagai kutipan.
Kutipan adalah pengambil alihan satu klimat atau lebih dari karya tulisan lain untuk tujuan ilustrasi atau memperkokoh argument dalam tulisan itu sendiri. Kutiupan sering kita pakai dalam penulisan karya ilmiah.
Bahan-bahan yang dimasukkan dalam sebagai kutipan adalah bahan yang tidak/belum menjadi pengetahuan umum,hasil-hasil penelitian terbaru dan pendapat-pendapat seseorang yang tidak/belum menjadi pendapat umum.jadi,pendapat pribadi tidk perlu dimasukkan sebagai kutipan.
2. Prinsip Mengutip
Dalam mengutip kita harus menyebutkan sumbernya. Hal itu dimaksudkan sebagai pernyataan penghormatan kepada orang yang pendapatnya dikutip ,dan sebagai pembuktian akan kebenaran kutipan tersebut. Cara penyebutan kutioan ada 2 cara,yaitu system catatan kaki dan sistem catatan langsung ( catatan perut ).Kita harus memilih salah satu dan harus konsisten.
3. Jenis Kutipan
Menurut jenisnya kutipan dapat dibedakan atas kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.
· Kutipan langsung adalah pinjaman pendapat dengan mengambil secara lengkap kata demi kata, kalimat demi kalimat dari sebuah teks aslinya.
Sebaliknya, kutipan tidak langsung adalah pinjaman pendapat dari seorang penulis atau tokoh terkenal berupa saripati atau ikhtisar dari pendapat tersebut.
Perbedaan antara kedua jenis kutipan hendaknya harus benar-benar diperhatikan karena akan membantu konsekuensi yang berlainan bila dimasukkan ke dalam teka. Dalam hubungan ini, cara mengambil bahan dari buku-buku ketika mengumpulkan data akan sangat membantu.
Kutipan lngsung harus dimasukkan ke dalam tanda kutip,sedangkan kutipan tidak labngsung tidak diapit oleh tanda kutip.
4. Teknik Mengutip
Mengutip atau merujuk dapat dilakukan dengan mengambil pendapat atau temuan orang lain, baik secara langsung maupun tiak langsung. Pengutipan semacam ini dilakukan dengan merujuk kepada nama penulis dan karyanya yang dimaksud. Nama penulis yang dipakai adalah nama keluarga, nam amarga , atau nama akhir tanpa menuliskan gelar atau jabatannya. Apabila sumber yang dikutip ditulis satu dan/atau dua orang, maka nama penulis dituliskan semua pada setiap kali diacuh. Bila yang dikutip adalah yang ditulis oleh tiga penulis, maka nama penulis pertama saja yang ditulis diikuti singkatan dkk ( dan kawan-kawan) atau singkatan et al (et alli atau et aliae), misalnya, Hasanuddin, Dkk
B. DAFTAR PUSTAKA
Mengutip atau merujuk dapat dilakukan dengan mengambil pendapat atau temuan orang lain, baik secara langsung maupun tiak langsung. Pengutipan semacam ini dilakukan dengan merujuk kepada nama penulis dan karyanya yang dimaksud. Nama penulis yang dipakai adalah nama keluarga, nam amarga , atau nama akhir tanpa menuliskan gelar atau jabatannya. Apabila sumber yang dikutip ditulis satu dan/atau dua orang, maka nama penulis dituliskan semua pada setiap kali diacuh. Bila yang dikutip adalah yang ditulis oleh tiga penulis, maka nama penulis pertama saja yang ditulis diikuti singkatan dkk ( dan kawan-kawan) atau singkatan et al (et alli atau et aliae), misalnya, Hasanuddin, Dkk
B. DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka atau biasa juga disebut bibliografi adalah sebuah daftar yang berisi judul-judul buku, artikel, makalah, dan bahan-bahan dalam bentuk lainnya yang dijadikan sumber atau rujukan untuk sebuah buku atau bentuk tulisan lain.
1. Unsur Daftar Pustaka
Unsur yang paling penting yang harus dimasukkan ke dalam daftar pustaka antara lain sebagai berikut.
-Nama penulis, ditulis secara lengkap
-Judul buku, juga termasuk anak judulnya atau judul tambahan
-Data publikasi, meliputi nama penerbit, tahun terbit, dan di mana terbitnya buku tersebut. Jika perlu sertakan cetakan ke berapa.
-Untuk artikel atau tulisan di majalah, perlu ditulis juga nama pengarangnya, judul artikel, nama majalah, nomor, dan tahun terbit.
2. Teknik Penulisan
Cara menulis daftar pustaka tidaklah seragam, terutama diakibatkan oleh sifat bahan referensi itu. Cara penyusunan daftar pustaka untuk buku dan majalah tentu berbeda. Namun ada tiga pokok yang selalu harus dicantumkan: penulis, judul, dan data-data publikasi.
Urutan cara menulis daftar pustaka pada umumnya adalah sebagai berikut.
Nama penulis. Tahun terbit. Judul buku. Kota terbit: Nama penerbit
Catatan urutan:
Jika nama penulis mempunyai dua kata, tulis kata terakhir dulu, pisahkan dengan tanda koma Setelah nama pengarang, kemudian beri tanda titik untuk menuliskan tahun terbit
Judul buku ditulis dengan italic. Setelah judul, beri tanda titik, kemudian tulis kota terbit.
Setelah kota terbit, beri tanda titik dua, kemudian tulis nama penerbit
Contoh Penulisan Daftar Pustaka :
· Satu pengarang
Sukono, Catur. 2010. Desain Grafis. Jakarta: OK Publishing
Dua atau tiga pengarang
· Sukono, Catur dan Joko Susilo. 2010. Desain Grafis. Jakarta: OK Publishing
(Nama yang dibali hanya pengarang pertama saja, yang kedua dan ketiga – bila ada – ditulis tanpa dibalik.)
· Banyak pengarang
Sukono, Catur, dkk. 2010. Desain Grafis. Jakarta: OK Publishing
· Buku terjemahan
Havelar, Jack. 2010. Desain Grafis, terj. Catur Sukono. Jakarta: OK Publishing
· Artikel dalam majalah atau sumber lain
Sukono, Catur. 2010. “Desain Grafis”, OK Majalah. Jakarta: OK Publishing
(Judul artikel diapit dengan tanda petik)
- http://nabiyutiful.blogspot.com/2011/01/kutipan-dan-daftar-pustaka.html
Langganan:
Postingan (Atom)